Semut adalah binatang kecil yang menjengkelkan. setidaknya untuk keluarga saya. Mulanya sih, mereka hanya "bermain-main" dan membuat koloni di sekitar tanaman-tanaman yang ada di pekarangan belakang rumah. Namun lama-lama, koloni semut itu meluas hingga tempat pembuangan sampah, dekat dapur. begitu santainya mereka mengais-ngais sisa makanan yang saya buang. lebih parah lagi, belakangan mereka berani masuk rumah, menyerbu stoples gula atau stoples kue yang lupa dimasukkan ke kulkas atau tidak tertutup rapat
.
Sasaran favorit, tentu saja toples gula. Saking banyaknya jumlah mereka, bulu kuduk saya sampai berdiri. jika sudah begini, "perang" untuk menyelamatkan gula jadi sulit dan makan waktu panjang. kami pun kadang frustasi.
Sampai pada suatu ketika, seorang tetangga datang ke rumah saya, saat saya dan Ibu sedang sibuk mengusir semut dari stoples gula. tetangga tadi dengan entengnya berkomentar, "untuk apa begitu susah mengusir semut-semut itu. buang-buang waktu saja", katanya sambil nyengir. Wah, dia nyengir saat kami jengkel.
Tanpa banyak omong, dia mengambil 2 lembar daun sirih dari pekarangan rumah, lalu memasukannya ke dalam stoples gula yang sedang diserbu gerombolan semut. "ok, kita lihat hasilnya 1 jam lagi" ujarnya, serasa mengajak kami ngobrol di beranda depan.
Satu jam kemudian, kami benar-benar takjub. semut-semut itu lari terbirit-birit, tidak jelas kemana. sejak itu-setelah menemukan "senjata pamungkas"-kami tak pernah lagi dipusingkan acara perang melawan semut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar